SELAMAT DATANG DI PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA KAB. PANGANDARAN

Rabu, 15 Februari 2017

WEB GTS (SD N 1 Pangandaran)

Ayooo....siapa lagi yang mau ikutan Wisata Edukasi Bencana Goes To School (WEB GTS), daftarkan segera sekolah kalian... seru looo.. Jika mau daftar silahkan hubungi kami :
Phone : (0265) 7500318
WhatsApp : +6281221535995
Instagram : @pusdalopspb_pangandaran
Twitter : @DPKPB_PND
Facebook : Pusdalops Pangandaran
Email : pusdalopspbpangandaran@gmail.com
Untuk sementara masih tingkat Sekolah Dasar (SD) dulu yaa.......









Jumat, 10 Februari 2017

Apresiasi atas partisipasi


Trimakasih atas partisipasi dari semua pihak yang ikut serta dalam pembangunan di Kabupaten Pangandaran. Termasuk didalamnya membangun atau menciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan dan pariwisata, dan tidak menutup kemungkinan dalam hal penanggulangan bencana tercetus inovasi baru yang menggabungkan 3 sektor yang sangat berpengaruh untuk ikut serta dalam menciptakan KABUPATEN PANGANDARAN MENJADI KABUPATEN WISATA DUNIA.
Dalam hal ini kami Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Pangandaran mencoba menggebrak itu semua dengan meluncurkan suatu Program yang diberi nama Wisata Edukasi Bencana Goes To School (WEB GTS).

Adapun penetapan nama dan logo program tersebut hasil masukan-masukan dari rekan-rekan masyarakat Kabupaten Pangandaran, dan berikut ini adalah nama Pencipta/Pencetus  nama dan logo program ini.


NAMA (Wisata Edukasi Bencana Goes To School) oleh Saudara Asep Dani



LOGO WEB GTS oleh Saudara Yadi Heryadi


Struktur Organisasi Pusdalops-PB


Senin, 06 Februari 2017

Mitigasi Bencana Banjir

Jenis-jenis Mitigasi Bencana Banjir
Mitigasi dalam bencana banjir terbagi menjadi 2 macam, yaitu mitigasi secara struktural dan mitigasi secara non-struktural. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing mitigasi.

1. Mitigasi Struktural
Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir bencana seperti dengan melakukan pembangunan kanal khusus untuk mencegah banjir dan dengan membuat rekayasa teknis bangunan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan air. Dimana infrastruktur bangunan yang tahan air nantinya diharapkan agar tidak memberikan dampak yang begitu parah apabila bencana tersebut terjadi Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi struktural adalah :

Membangun tembok pertahanan dan tanggul
Sangat dianjurkan untuk membangun tembok pertahanan dan tanggul di sepanjang aliran sungai yang memang rawan apabila terjadi banjir, seperti kawasan yang dekat dengan penduduk. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi resiko dari bencana banjir yang kerap terjadi pada tingkat debit banjir yang tidak bisa diprediksi. Misalnya adalah banjir bandang

Mengatur kecepatan aliran dan debit air
Diusahakan untuk memperhatikan kecepatan aliran dan debit air di daerah hulu. Yang dimaksud disini adalah dengan mengatur aliran masuk dan keluar air di bagian hulu serta membangun bendungan / waduk guna membendung banjir.

Membersihkan sungai dan pembuatan sudetan
Pembersihan sungai sangatlah penting, dimana hal ini untuk mengurangi sedimentasi yang telah terjadi di sungai, cara ini dapat diterapkan di sungai yang memiliki saluran terbuka, tertutup ataupun di terowongan.

2. Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti dengan perencanaan wilayah dan & asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat mengharapkan dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah teknologi yang dapat memprediksi, mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya suatu bencana.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi non-struktural adalah :

Pembentukan LSM
Membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap bencana alam dan juga mengadakan kampanye peduli bencana alam kepada masyarakat, agar masyarakat lebih sadar untuk selalu siap apabila bencana alam terjadi.

Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan
Melatih, mendidik dan memberikan pelatihan kepada masyarakat akan bahaya banjir yang disertai dengan pelatihan lapangan.

Membentuk Kelompok Kerja atau POKJA
Dimana dalam kelompok tersebut didalamnya beranggotakan instansi terkait untuk melakukan dan menetapkan pembagian peran dan kerja untuk penanggulangan benjana bajir.

Mengevaluasi Tempat Rawan Banjir
Melakukan pengamatan dan penelusuran di tempat yang rawan banjir, sehingga apabila ada tanggul yang sudah tidak kuat segera diperbaiki.

Memperbaiki Sarana dan Prasarana – Mengajukan proposal untuk pembangunan perbaikan sarana dan prasarana yang memang sudah tidak layak.

Menganalisa Data-data yang Berkaitan dengan Banjir
Mengevaluasi dan memonitor data curah hujan, debit air dan informasi yang berkaitan dengan banjir seperti daerah yang rawan banjir dan mengidentifikasi daerah yang rawan banjir tersebut. Apakah memang ada tanggul yang rusak atau memang daerah tersebut sangat berbahaya apabila ditempati.

Membuat Mapping
Membuat peta sederhana untuk daerah yang rawan banjir disertai dengan rute pengungsian, lokasi POSKO dan lokasi pos pengamat banjir.

Menguji Peralatan dan Langkah Selanjutnya
Menguji sarana sistem peringatan dini terhadap banjir serta memikirkan langkah selanjutnya apabila sarana tersebut belum tersedia.

Menyiapkan Persediaan Sandang, Papan dan Pangan
Mempersiapkan persediaan tanggap darurat seperti menyediakan bahan pangan, air minum dan alat yang akan digunakan ketika bencana banjir terjadi.

Membuat Prosedur Operasi Standar Bencana Banjir
Merencanakan Prosedur Operasi Standar untuk tahap tanggap darurat yang nantinya melibatkan semua anggota yang bertujuan untuk mengidentifitasi daerah rawan banjir, identifikasi rute evakuasi, mepersiapkan peralatan evakuasi dan juga tempat pengungsian sementara.

Mengadakan Simulasi Evakuasi
Melakukan percobaan pelatihan evakuasi apabila bencana banjir terjadi dan menguji kesiapan tempat pengungisan sementara beserta perlengkapan dalam pengungsian.

Mengadakan Rapat
Mengadakan rapat koordinasi di berbagai tingkat dan utamanya adalah instansi pemerintah tentang pencegahan bencana banjir.

Tindakan Ketika Banjir dan Setelah Banjir
Selain mitigasi bencana banjir, kita juga perlu mengetahui langkah apa saja yang dapat dilakukan ketika saat terjadi banjir dan apabila banjir tersebut sudah terjadi.

Tindakan Ketika Saat Terjadi Banjir
1.    Jangan panik dan berusaha untuk bisa menyelamatkan diri.
2.    Pada saat terjadi bencana banjir, warga sekitar dihimbau untuk memantau perkembangan cuaca di tempat kejadian. Apabila hujan secara terus menerus tidak berhenti dan bertambah lebat, maka warga sekitar sebaiknya segera pergi ke tempat yang lebih aman yang telah diberitahukan oleh LSM.
3.    Masyarakat yang terkena bencana banjir dihimbau agar tetap menjaga kesehatan mereka agar tidak menambah korban akibat bencana banjir. Karena ketika bencana banjir datang, nantinya akan dilakukan evakuasi yang sangat membutuhkan banyak tenaga warga.
4.    Apabila air yang datang lagi, secepat mungkin untuk menjauhinya dan segera mungkin untuk menyelamatkan diri dengan menuju ke tempat yang aman ataupun ke tempat yang lebih tinggi.
5.    Apabila terjebak dalam rumah atau bangunan ketika bencana banjir terjadi, sebisa mungkin mengambil benda untuk mengapung agar tidak tenggelam.
6.    Berhati-hatilah dengan listrik kabel yang masih dialiri listrik.
7.    Menyelamatkan dokumen dokumen penting.
8.    Ikut serta aktif dalam tenda pengungsian dengan membantu keperluan yang memang membutuhkan banyak tenaga seperti membantu mendirikan tenda, membantu dapur umum, membantu mencari air bersih dan hal yang lainnya.
9.    Diusahakan untuk bijak dalam menggunakan air bersih.
10.  Membantu mereka yang membutuhkan tempat tinggal dan kesehatan bagi mereka yang memang terluka akibat bencana banjir tersebut.